hapuskan segala rasa entitlement dari dalam dirimu. engkau hanyalah seorang—or even worse, seonggok, hamba yang hina dina di hadapan Penciptamu. engkau tidak mampu berbuat apapun, bahkan sesederhana menutup kelopak matamu apabila Penciptamu tidak mengizinkan engkau.

at least, aku bukan single mother. at least, aku tidak dibawah suami sakjiw. at least, aku tidak mengasuh anak. at least, aku tidak punya hutang. at least, aku tidak merasa ada sakit dalam tubuhku. 2010—2023 terlalu banyak penyakit yang hinggap. flu singapur, sariawan kronis, even gatal-gatal, gejala usus buntu, even tifus per semester, GERD, vertigo, asma, anxiety, depression, sinus, migraine, anorexia, even binge eating. bahkan sampai sekarang masih sering sneezing beruluh-puluh kali. namun pikiranku lebih tenang sekarang. everyone is growing up. everyone is moving on. alhamdulillah, orangtuaku masih lengkap. alhamdulillah, aku nggak ngontrak. alhamdulillah, aku punya semua yang kubutuhkan.

tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari. Imam Syafi'i rahimahullah.

Allah membuka jalan pengusaha, karena aku tidak mampu menahan sakitnya sistem pendidikan Indonesia dan aku tidak mampu menahan beratnya jadi dokter—bahkan orangtuaku. Aku tidak mau melewatkan setiap waktunya dengan orangtuaku saat ini. beliau-beliau lah prioritasku saat ini. pertanyaan selanjutnya, pengusaha diukur berdasarkan uang yang digulung. dokter dinilai berdasarkan instansi kesehatan tempat dia bekerja. dosen dinilai berdasarkan instansi pendidikan tempat dia mencurahkan hati. proving potential isn't defined by labels. itu kata ci tia. where's my child-like mind right now? i feel like i'm 18 again but with more strength and conviction with Allah.

one thing 4 sure yang menjadikan aku sekarang: adaptasi. your strength is your weakness too. adaptasi jadi lebih cepat, lebih gesit. namun, adaptasi juga punya kelemahan—tidak teliti, tidak mindful.